Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi/Foto: Andi Hidayat/mediajakarta)
Jakarta - Gabungan Pengusaha Angkutan Penyeberangan (Gapasdap) keberatan dengan pengalihan truk dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Ciwandan yang dinilai tidak sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB). Alih-alih mengurai kepadatan, Gapasdap justru menemukan antrean panjang hingga 1,2 kilometer (km).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengatakan, tidak ada kepadatan yang terjadi di Merak. Menurutnya, kendaraan yang mengular itu hanya sebatas antrean.
"Kan ada katanya mengular (kepadatan),itu nggak ada truk lho.Padahal itu juga bukan ngular, itu sebenarnya kadang-kadang ngantri saja," kata Dudy saat ditemui wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (27/3/2025).
Dudy menegaskan, SKB tersebut wajib ditaati tanpa tawar-menawar. Ia pun menegaskan, keputusan tersebut dilakukan untuk memastikan keselamatan mudik di periode Lebaran 2025.
"Ya, dari kita sih nggak ada masalah.Yang keberatan itu kan Gapasdap, tapi kalau dari saya, bagaimana supaya pemudik itu merasa aman, nyaman," tutupnya.
Diketahui, Gapasdap mengajukan keberatan atas SKB yang diberlakukan pemerintah. Hal tersebut didasarkan pada dua temuan di Pelabuhan Ciwandan.
Pada tanggal 24 Maret 2025, truk-truk sudah dialihkan ke Pelabuhan Ciwandan, padahal pengalihan tersebut baru bisa dilakukan mulai 26 Maret 2025. Hal ini menyebabkan antrean panjang hingga 1,2 km di Ciwandan yang mengular keluar area pelabuhan.
"Upaya untuk memindahkan truk kembali ke Merak dilakukan sore hari, namun terlambat karena kendaraan dari arah lain mulai berdatangan. Akhirnya hanya sekitar 100 unit truk yang berhasil dipindahkan," ujar Ketua Umum Gapasdap, Khoiri Soetomo, Kamis (27/3).
Kedua, pada tanggal 25 Maret 2025, antrean panjang kendaraan justru terjadi di Pelabuhan Ciwandan, sementara Pelabuhan Merak tampak kosong pada siang hari.
Gapasdap menyarankan agar truk dipindahkan terlebih dahulu ke Pelabuhan Merak untuk mengurangi antrean di Ciwandan, khususnya di saat arus kendaraan menuju Merak lebih sedikit.
Gapasdap juga mengkritisi kebijakan pengalihan truk dari arah Jakarta ke Pelabuhan Ciwandan dan BBJ di Bojonegara, yang dianggap kurang tepat. Pelabuhan Merak memiliki tujuh pasang dermaga MB yang dapat melayani berbagai jenis kendaraan dengan lebih efisien.
Sementara itu, Pelabuhan BBJ dan Ciwandan tidak dirancang untuk kapal Roro dengan kapasitas bongkar muat yang tinggi, sehingga antrean panjang bisa terjadi. "Semoga Pak Menhub bisa mempertimbangkan usulan kami dan mengambil keputusan yang terbaik," tutup Khoiri.
No comments:
Post a Comment